Selamat datang di rumah sederhana tempat berteduh dari keramaian jagad maya. Terima kasih telah bersedia singgah dan bersilaturahmi di sebuah noktah kecil dalam luasnya alam maya. Semoga perjumpaan ini bisa berlanjut di kesempatan yang lain
Free Website Hosting

Selasa, 16 Maret 2010

Diam, itu?

Diam, yang senantiasa ada dalam setiap sudut pemikiranku dan dalam setiap sudut kehampaanku, diam pula yang telah mengatur sikapku, sikap yang terbiasa kini harus dituntut tuk tak terbiasa. Malam tu Ian seseorang yang telah ada dalam hatiku sejak lima bulan yang lalu, dia selalu ada dia selalu menemaniku meski tidak untuk setiap saat. Dia datang padaku mengatakan satu hal yng ntah aku mengertinya atau tidak, dia meminta satu hal yang ntah itu aku sanggup untuk melakukannya atau tidak, aku adalah Zhy gadis pecinta, gadis yang ntah mampu bertahan seorang diri atau tidak.

“ Zhy, aku tak ingin melihatmu terpuruk dalam keadaan yg sangat berbeda ini “.

Suara Ian yang terdengar samar di telingaku, aku mengerti dengan maksud Ian, namun bukan seperti ini caranya, aku cukup mengerti dan diam namun Ian masih menuntutku untuk lebih terdiam lagi .

“ Ian pingin banget Zhy tidak seperti kemarin, gak selalu ada dalam setiap kehidupan Ian, Ian ngehargain perhatian Zhy namun perhatian Zhy tidak pernah menyatu dalam diri Ian.”

“tapi kenapa Ian…

Suaraku mulai terdengar.

“namun Ian tak mampu melihat Zhy tersakiti dengan keadaan ini, Ian tak ingin dan tak sanggup melihat Zhy terabaikan….

sejenak aku hanya mendengar apa yang di kata oleh Ian, tanpa harus membantah dan melakukan apa”. Karena Ian benar aku tipe cewek yang tergolong otoriter, namun aku terlalu menyayanginya , dan pemberontakan ne pun tak lagi mampu aku menahanya.

“ Zhy gak pernah merasa Ian menyakiti Zhy, sekalipun Zhy menangis namun Zhy ikhlas karena Zhy saying Ian .”

Jujur air mata ini tak mampu ku membendungnya lagi aku sakit, aku merasa terbebani….

“ Ian gak mampu Zhy…

“dan Zhy pun tak mampu harus melakukan apa yang Ian minta, apakah Zhy harus bersikap lebih diam lagi dari ini”

Ian dan aku pun terdiam , mencari solusi, mencari apa sebenarnya masalah yang terjadi pada kami, kenapa Ian malam ini tiba” berkata seperti ini. Mampu kah aku melakukan ini.

“Ian harus mengambil keputusan ini, Zhy harus terbiasa tanpa Ian, beri Ian kebabasan beri Ian ruangan tuk bernafas”

Mungkin Ian benar, aku terlalu menguasainya, aku terlalu mementingkan keegoisanku. Dan ini adalah percakapanku semalam dengan Ian, kini hari ini aku mencoba lebih diam dari biasanya, aku buktikan pada dia jika aku adalah wanita yang mampu bertahan dan mempertahankan, meski jujur hati ini menangis, namun percuma Ian tak mendengar tangisan ini, Ian sangat menikmati hidupnya karena aku sangat menyayangi dan tak ingin melihatnya tersakiti ku ikuti apa kata hatinya, dan apa yang dia inginkan. Karena satu prinsipku “ sayang itu adalah apa yang membuat kita dapat membuat pasangan kita bahagia meski kita tersakiti hingga harus kehilangan”.

Buatku ini memang konyol dan sangat berlebihan, namun aku yakin Ian mengerti dengan ini semua, Ian merencanakan sesuatu untukku, karena aku kini belajar tuk sedikit tenang dan dewasa, dan tak ada salahnya… Ian tak salah karena Ian benar. Ian adalah kekasih sekaligus guruku menjemput kedewasaan. Aku akan menunggu Ian di sini, di balik pintuku menunggu, menunggu dia mengetuknya dan mengatakan “aku sayang kamu dan aku ingin kamu selalu ada untukku” dan itu terjadi nanti saat dia ada di depanku.

“ ayank jangan lupa maem ya…

Itu terahir sMs Ian tuk hari ini … namun aku bahagia membacanya.

“TUK SESEORANG DISANA AKU MASIH DISINI SETIA MENUNGGUMU, MENUNGGU ENGKAU MMENYADARI JIKA PRHATIANKU INI LAYAK UNTUK ENGKAU HARGAI. LUPH YOU SO MUCH”.

By : Shinta Wismawari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan Aku © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute