Macam-macam Cara Merayakan Kelulusan ; Empat Pasang Siswa Kepergok di Hotel
BALIKPAPAN- Orang bilang corat-coret dan konvoi adalah tradisi. Ada yang berlanjut dengan kumpul-kumpul. Ada yang pesta. Ada yang berkelompok meluapkan suka cita. Dirayakan beramai-ramai, atau hanya berdua ; tak lama setelah para siswa Sekolah Menengah menerima hasil pengumuman Ujian Nasional. Orang bilang, semua bagian dari prosesi kelulusan anak sekolah zaman sekarang. Sebagian memaklumi perilaku yang ada, sebagian lain kontra melawannya.
Sedetik setelah pengumuman dibacakan, sekolah secara formil telah menyelesaikan tugas dan fungsinya. Sekolah hanya menyisakan kepingan-kepingan kenangan semasa SMA – sambil pelan-pelan ikut merestui perjalanan siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Selebihnya, sekolah telah melepaskan siswa-siswinya.
Dan bukan lagi salah sekolah, ketika Jumat (19/6) sore, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Balikpapan menangkap basah empat pasang siswa-siswi salah satu SMA di tiga hotel kelas melati. Padahal baru saja pagi harinya mereka dinyatakan lulus. ”Sedang apa?” Petugas menengarai mereka melakukan hubungan seksual. Pesta bujang? Spontan 4 pasang siswa-siswi itu langsung diamankan.
Petugas merazia dari 3 hotel berbeda. Dua pasang siswa diamankan di salah satu hotel di kawasan Gunung Malang, Balikpapan Tengah. Dua pasang lainnya, masing-masing kepergok di hotel kelas melati di kawasan Karang Bugis dan Kebun Sayur, Balikpapan Barat.
Mereka tertangkap dalam razia rutin petugas penegak Peraturan Daerah (perda) mulai pukul 15.00 hingga 21.00 Wita. Pada razia saat itu, aparat tak hanya mengamankan siswa-siswi itu, ada juga dua pekerja seks komersial (PSK) yang ditangkap di kos-kosan.
Minta Dirahasiakan
Semua siswa yang diamankan itu adalah siswa kelas III sejumlah SMA di Balikpapan yang pada Jumat paginya baru saja menerima kabar kelulusan. Pengakuan itu muncul sendiri dari mulut anak-anak muda itu, meski tak ada identitas sekolah yang melekat di badannya.
Soeprapto, komandan regu (danru) Satpol PP Wilayah Selatan mengatakan, ketika ditangkap, mereka masih mengenakan pakaian lengkap. “Sepertinya belum melakukan apa-apa, karena kita keburu datang. Kita juga nggak ada bukti apa-apa untuk menahan mereka,” kata Soeprapto.
Dari penangkapan itu, baik siswa yang cowok maupun cewek, sama-sama kaget setengah mati dan tampak sangat malu. Bahkan dengan memelas mereka meminta kepada petugas agar merahasiakan kejadian itu, khususnya kepada orang tua masing-masing. “Saya nggak ngapa-ngapain Pak.
Kita cuman main-main aja kok di sini. Jangan sampai orang tua saya tahu, Pak,” seru salah seorang siswa, ketakutan. Petugas tampaknya iba. Mereka hanya menulis data siswa dan melakukan pembinaan. Keempat siswa itu lalu disuruh pulang. “Mereka memang mengaku baru lulus.
Jelas malu sekali saat kita tangkap,” terang Soeprapto. “Untungnya masih berpakaian lengkap, dan kami tidak mendapati mereka melakukan apa-apa. Nggak ada juga kondom atau obat perangsang. Tapi selanjutnya, siapa tahu? Kami harap orang tua bisa lebih mengawasi anaknya.
Khususnya remaja putri,” imbau Soeprapto. Harian ini juga mendapati sekelompok siswa yang sedang minum-minuman keras di salah satu sudut Lapangan Merdeka. Bukan hanya cowok, tapi di antara mereka juga ada yang cewek.
Seorang yang berterus terang kepada harian ini justru siswi, yang mengaku, “Kami dari sekolah yang sama. Semua lulus,” cetusnya. Siswi itu melanjutkan, “aktivitas” minum-minum kerap dilakukan tidak hanya pascakelulusan. “Tapi saya nggak ikut-ikutan minum, cuma ikut ngumpulnya aja,” sanggah siswi berambut panjang yang minta namanya dirahasiakan itu.
Sedetik setelah pengumuman dibacakan, sekolah secara formil telah menyelesaikan tugas dan fungsinya. Sekolah hanya menyisakan kepingan-kepingan kenangan semasa SMA – sambil pelan-pelan ikut merestui perjalanan siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Selebihnya, sekolah telah melepaskan siswa-siswinya.
Dan bukan lagi salah sekolah, ketika Jumat (19/6) sore, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Balikpapan menangkap basah empat pasang siswa-siswi salah satu SMA di tiga hotel kelas melati. Padahal baru saja pagi harinya mereka dinyatakan lulus. ”Sedang apa?” Petugas menengarai mereka melakukan hubungan seksual. Pesta bujang? Spontan 4 pasang siswa-siswi itu langsung diamankan.
Petugas merazia dari 3 hotel berbeda. Dua pasang siswa diamankan di salah satu hotel di kawasan Gunung Malang, Balikpapan Tengah. Dua pasang lainnya, masing-masing kepergok di hotel kelas melati di kawasan Karang Bugis dan Kebun Sayur, Balikpapan Barat.
Mereka tertangkap dalam razia rutin petugas penegak Peraturan Daerah (perda) mulai pukul 15.00 hingga 21.00 Wita. Pada razia saat itu, aparat tak hanya mengamankan siswa-siswi itu, ada juga dua pekerja seks komersial (PSK) yang ditangkap di kos-kosan.
Minta Dirahasiakan
Semua siswa yang diamankan itu adalah siswa kelas III sejumlah SMA di Balikpapan yang pada Jumat paginya baru saja menerima kabar kelulusan. Pengakuan itu muncul sendiri dari mulut anak-anak muda itu, meski tak ada identitas sekolah yang melekat di badannya.
Soeprapto, komandan regu (danru) Satpol PP Wilayah Selatan mengatakan, ketika ditangkap, mereka masih mengenakan pakaian lengkap. “Sepertinya belum melakukan apa-apa, karena kita keburu datang. Kita juga nggak ada bukti apa-apa untuk menahan mereka,” kata Soeprapto.
Dari penangkapan itu, baik siswa yang cowok maupun cewek, sama-sama kaget setengah mati dan tampak sangat malu. Bahkan dengan memelas mereka meminta kepada petugas agar merahasiakan kejadian itu, khususnya kepada orang tua masing-masing. “Saya nggak ngapa-ngapain Pak.
Kita cuman main-main aja kok di sini. Jangan sampai orang tua saya tahu, Pak,” seru salah seorang siswa, ketakutan. Petugas tampaknya iba. Mereka hanya menulis data siswa dan melakukan pembinaan. Keempat siswa itu lalu disuruh pulang. “Mereka memang mengaku baru lulus.
Jelas malu sekali saat kita tangkap,” terang Soeprapto. “Untungnya masih berpakaian lengkap, dan kami tidak mendapati mereka melakukan apa-apa. Nggak ada juga kondom atau obat perangsang. Tapi selanjutnya, siapa tahu? Kami harap orang tua bisa lebih mengawasi anaknya.
Khususnya remaja putri,” imbau Soeprapto. Harian ini juga mendapati sekelompok siswa yang sedang minum-minuman keras di salah satu sudut Lapangan Merdeka. Bukan hanya cowok, tapi di antara mereka juga ada yang cewek.
Seorang yang berterus terang kepada harian ini justru siswi, yang mengaku, “Kami dari sekolah yang sama. Semua lulus,” cetusnya. Siswi itu melanjutkan, “aktivitas” minum-minum kerap dilakukan tidak hanya pascakelulusan. “Tapi saya nggak ikut-ikutan minum, cuma ikut ngumpulnya aja,” sanggah siswi berambut panjang yang minta namanya dirahasiakan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar